Cacing tanah, siapa yang tidak mengenal bocah yang satu ini, bentuknya bulat pipih, panjang, kenyal,suka ngemil, gemesin, lincah juga yang teramat penting sangat bermanfaat bagi manusia. cacing tanah oleh para kutu buku lebih dikenal dengan sebutan Lumbricus terrestris, lucu juga ya nama latinnya, mungkin mereka memanggil mereka dengan lum atau cus bahkan mungkin terre.hahaha.. ngaco'
Diantara lebih dari 1800 jenis cacing tanah yang ada didunia dan telah dikenal oleh para ilmuan, diantaranya ada dua jenis cacing tanah yang biasa dipakai dalam budidaya cacing tanah dan proses pembuatan pupuk organik, yaitu jenis cacing Lumbricus Rubellus dan Eisenia Fetida (cacing tiger). Cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus adalah hewan yang tergolong dalam hewan avetebrata (tidak bertulang belakang) yang hidup ditanah yang gembur dan lembab. cacing ini masuk dalam gologan cacing epigeic. kedua jenis cacing ini sangat mudah untuk dikembangbiakkan diantara jenis cacing lainnya.
kalau istana cacing bikin bagan klasifikasinya seperti dibawah ini:
Kerajaan/ kingdom: Animalia
Phylum: Annelida
Class: Clitellata
Order: Haplotaxida
Family: Lumbricidae
Genus: Lumbricus
Species: Lumbricus rubellus
sekarang istana cacing akan membahas tentang anatomi dari cacing itu sendiri :
ANATOMI CACING TANAH
Tubuh cacing tanah sebagian besar terdiri dari air dan tersusun atas segmen-segmen (sekitar 95 segmen) yang dapat menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak di dalam tanah. Cacing tanah tidak memiliki tulang, gigi, mata, telinga atau kaki. Cacing tanah memiliki lima jantung.
Cacing tanah memiliki organ perasa yang sensitif terhadap cahaya dan sentuhan (reseptor sel) untuk membedakan perbedaan intensitas cahaya dan merasakan getaran di dalam tanah. Selain itu, mereka juga memiliki kemoreseptor khusus yang bereaksi terhadap rangsangan kimia. Organ-organ perasa pada cacing tanah terletak di bagian anterior (depan/muka).
Kepala cacing tanah terletak pada bagian yang paling dekat dengan clitellum. Mereka biasanya bergerak searah bagian kepala menghadap saat berpindah tempat.
Clitellum adalah segmen pada cacing tanah (mirip korset) tempat kelenjar sel. Fungsinya untuk membentuk kokon (kepompong) dari sekresi lendir dimana sel-sel telur akan diletakkan nantinya di dalam kokon ini. Selama periode kekeringan, beberapa spesies cacing tanah akan kehilangan ciri-ciri seksual sekunder untuk sementara, seperti hilangnya clitellum. Saat keadaan membaik, clitellum akan terbentuk kembali. Clitellum juga bisa menghilang pada usia tua.
Cacing tanah bernapas dengan kulit mereka yang tipis. Kulit cacing harus tetap lembab sepanjang waktu untuk memungkinkan untuk menghirup oksigen yang sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat kulit akan diikat oleh hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika kulit mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya matahari langsung ataupun suhu panas yang dapat membuat kulit mereka kering.
Cacing tanah adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm), mereka tidak mampu menghasilkan panas tubuh. Suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Diantara lebih dari 1800 jenis cacing tanah yang ada didunia dan telah dikenal oleh para ilmuan, diantaranya ada dua jenis cacing tanah yang biasa dipakai dalam budidaya cacing tanah dan proses pembuatan pupuk organik, yaitu jenis cacing Lumbricus Rubellus dan Eisenia Fetida (cacing tiger). Cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus adalah hewan yang tergolong dalam hewan avetebrata (tidak bertulang belakang) yang hidup ditanah yang gembur dan lembab. cacing ini masuk dalam gologan cacing epigeic. kedua jenis cacing ini sangat mudah untuk dikembangbiakkan diantara jenis cacing lainnya.
kalau istana cacing bikin bagan klasifikasinya seperti dibawah ini:
Kerajaan/ kingdom: Animalia
Phylum: Annelida
Class: Clitellata
Order: Haplotaxida
Family: Lumbricidae
Genus: Lumbricus
Species: Lumbricus rubellus
sekarang istana cacing akan membahas tentang anatomi dari cacing itu sendiri :
ANATOMI CACING TANAH
Tubuh cacing tanah sebagian besar terdiri dari air dan tersusun atas segmen-segmen (sekitar 95 segmen) yang dapat menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak di dalam tanah. Cacing tanah tidak memiliki tulang, gigi, mata, telinga atau kaki. Cacing tanah memiliki lima jantung.
Cacing tanah memiliki organ perasa yang sensitif terhadap cahaya dan sentuhan (reseptor sel) untuk membedakan perbedaan intensitas cahaya dan merasakan getaran di dalam tanah. Selain itu, mereka juga memiliki kemoreseptor khusus yang bereaksi terhadap rangsangan kimia. Organ-organ perasa pada cacing tanah terletak di bagian anterior (depan/muka).
Kepala cacing tanah terletak pada bagian yang paling dekat dengan clitellum. Mereka biasanya bergerak searah bagian kepala menghadap saat berpindah tempat.
Clitellum adalah segmen pada cacing tanah (mirip korset) tempat kelenjar sel. Fungsinya untuk membentuk kokon (kepompong) dari sekresi lendir dimana sel-sel telur akan diletakkan nantinya di dalam kokon ini. Selama periode kekeringan, beberapa spesies cacing tanah akan kehilangan ciri-ciri seksual sekunder untuk sementara, seperti hilangnya clitellum. Saat keadaan membaik, clitellum akan terbentuk kembali. Clitellum juga bisa menghilang pada usia tua.
Cacing tanah bernapas dengan kulit mereka yang tipis. Kulit cacing harus tetap lembab sepanjang waktu untuk memungkinkan untuk menghirup oksigen yang sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat kulit akan diikat oleh hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika kulit mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya matahari langsung ataupun suhu panas yang dapat membuat kulit mereka kering.
Cacing tanah adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm), mereka tidak mampu menghasilkan panas tubuh. Suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
anatomi Cacing tanah atau Lumbricus terrestris |
semoga bermanfaat.. [ istanacacing.blogspot.com ]
No comments:
Post a Comment